Oleh: Risma Kholiq

Narasumber:

1. Irfan Efendi: Ahli dalam bidang kameramen.

2. Komario Bahar: Alumni dari Penerbitan tahun 2006-2009.

Moderator: Ibu Fitri Nur Ardiantika 


Sesi pertama: Irfan Efendi

Materi: Basic Journalism

Biografi narasumber:

Irfan Efendi adalah seorang kameramen, fotografer, dan video freelancer. Beliau bergabung di SCTV, tepatnya Liputan 6 sejak tahun 1996. Di mana pada saat itu merupakan salah satu stasiun televisi swasta yang ditayangkan setelah RCTI dan masih bergabung dengan Seputar Indonesia.

Apa itu berita?

·         Berita adalah informasi penting atau menarik untuk khalayak.

·       Informasi baru mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.

     Secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.

     Menurut Irfan Efendi seorang jurnalis baik cetak maupun online itu pasti punya background. Namun, tidak harus dari bidang jurnalistik atau dengan kata lain bersifat umum, yang penting S1.

Ø  Produk jurnalistik saat ini dapat diakses melalui koran, televisi, majalah, radio, dan online.

Ø  Dalam proses produksi hasil jurnalistik meliputi, praproduksi – produksi – pasca produksi.

Ø  Prinsip jurnalistik ada 4, yaitu:

1.      Kebenaran

Jurnalis harus selalu sadar akan tanggung jawab mereka untuk menulis kebenaran, tanggung jawab utama jurnalis adalah untuk mengatakan kebenaran tentang semua masalah, dan jurnalis bertanggung jawab kepada masyarakat umum, bukan perusahaan.

2.      Verifikasi

Memeriksa keakuratan data dan informasi sebelum digunakan. Fakta adalah dasar jurnalisme, jadi jurnalis tidak boleh mengaburkan kebenaran dengan memalsukan fakta atau menerbitkan pernyataan yang salah atau statistik yang tidak akurat.

3.      Kebebasan

Wartawan mengemban tugas yang bebas sebagai pemantau terhadap kekuasaan.

4.      Independence

Jurnalis harus bekerja untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan segelintir orang. Jurnalis wajib menjaga independensi dengan sumber berita.

Dalam dunia jurnalistik atau pers pasti memiliki hukum dan etika pers yang berlaku, berikut rinciannya:

  1. Landasan Idiil: Pancasila sebagai ideologi negara.
  2. Landasan Konstitusional: UUD 1945 sebagai landasan konstitusional negara.Landasan Yuridis Formal: UU Pokok Pers No. 40/ 1999 untuk pers dan UU Pokok Penyiaran No. 32/ 2002 untuk media radio siaran dan televisi.
  3. Landasan Strategis Operasional: mengacu pada kebijakan redaksional masing-masing institusi pers.
  4. Landasan Sosiologis Kultural: berpijak pada nilai dan norma sosial budaya agama yang berlaku pada dan sekaligus dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.
  5. Landasan Etis Profesional: menginduk pada kode etik profesi.

Harga dari peralatan kameran pada zaman dahulu itu sekitar 300jt. Harus menggunakan roll film, magnesium, betacam, durasinya 30 menit (tergantung peristiwanya). Selain itu, juga harus membawa kaset minimal 2 (dua). Untuk liputannya tergantung, ada liputan kriminal, seperti polres, kamar mayat, rumah sakit, atau tempat² yang tanda kutip.

Pada saat peliputan seorang jurnalis dapat bertemu berbagai kalangan, mulai dari pengemis sampai penjabat. Jurnalistik itu adalah pekerjaan yang mulia. Karena kami sebagai jurnalis memberitakan apa adanya dan tidak sembarang memberitakan. Sebab jurnalistik itu memiliki kode etik dalam menjalankannya.

Berita yang diliput dari yang enak hingga kurang enak yang terpenting adalah bersifat objektif, Aktual, tajam, dan terpercaya (tagline jurnalistik). Kemudian, dalam menuliskan berita harus cover both side, tidak hanya satu arah dan konfirmasi kembali beritanya kepada narasumber (check and richeck).

Editing mengikuti materi yang ditulis oleh reporter. Reporter menulis sesuai situasi, kemudian editor memilah foto yang cocok untuk berita yang dituliskan oleh reporter. Tahapannya meliputi, proses, teknik, dan ilmu.


Sesi kedua: Komario Bahar

Materi: Semua tentang SEO (Search Engine Optimization)

Biodata narasumber:

Komario Bahar adalah Executive dan Managing Editor Insertlive. Beliau berkuliah di PNJ (2006-2009) Jurusan Penerbitan lalu Masuk PKL di detikcom 2009 (wartawan tetap di detiknews, detikhot, sampai sekarang di InsertLive).

Ø   ‘Kompromi’ Jurnalisme dan SEO yang Tidak Terpisahkan dari Bisnis Media Online.

Ø     SEO: bukan hasil “sponsored.”

Ø     SEO = Google karena digunakan oleh 94% users.

Ø     Traffic SEO = Gratis, EFFORT-nya TIDAK. Ini yang membuat orang berbondong-bondong ingin dapat traffic dari SEO. Tapi, effortnya tidak gratis (kalaupun tidak pakai uang, harus dibayar dengan waktu dan tenaga).

Dalam artikel SEO, dibolehkan beberapa kata dengan gaya selingkung (bukan berdasar KBBI), bukan berarti sengaja salah, tapi untuk optimasi artikel evergreen atau timeless bekerja lebih optimal. Contoh paling populer adalah Sholat di mana jika merujuk KBBI kata yang benar adalah Salat. Ada kebutuhan Evergreen, namun fungsi SEO untuk update news (berita cepat) juga mesti tanggap.

Pintu masuk users dari Google Search, yaitu:

  1. Google Search organic listing → untuk evergreen content.
  2. Google Search top stories → untuk breaking news.
  3. Google Search featured snippets → untuk query definisi.
  4. Google News → ada feed khusus.
  5. Google Discover → untuk topik-topik yang sesuai internet.

Cara optimasi:

  • Buat konten yang trending dan berpotensi viral.
  • Buat judul yang menarik, tapi jangan click bait.
  • Buat viral dengan sebarkan lewat sosial media, group chat, dan lain-lain.

E-E-A-T stands for Experience, Expertise, Authoritativeness, and Trustworthiness. It is important to note that E-E-A-T is not a ranking factor of Google’s search algorithm but a component of Google’s Search Quality Rater Guidelines which are utilized by individuals known as “Quality Raters” to assess the expertise of content creators.

Tips and tricks, Royal Family, Zodiac, dan semua tentang lifestyle. InsertLive telah berkembang jauh selain menjadi situs penyedia konten selebriti wahid juga menjadi kiblat pembaca mengenai lifestyle.

Biasakan yang benar di antara serbuan yang keliru. Untuk menjadi wartawan yang andal, maka membiasakan percakapan dan menulis dengan kata yang benar dan baku adalah pemanasan yang bagus.

Kata nomor satu paling banyak salah:

  • Merubah seharusnya Mengubah
  • Dikontrakan seharusnya Dikontrakkan
  • Menaklukan seharusnya Menaklukkan

This is English but not cool and right!

  • Sosial Media → Media Sosial
  • Konten Kreator → Kreator Konten
  • Publik Figur → Figur Publik

Kalau mau ya English sekalian ngomongnya:

  • Social Media
  • Content Creator
  • Public Figure

APAKAH AI akan Menggantikan Organik SEO?

Tidak, SEO (Search Engine Optimization) dan web content tetap akan relevan dengan munculnya teknologi Google AI atau Artificial Intelligence di masa depan. 

Bahkan, Google AI dapat membantu dalam memperbaiki efektivitas SEO dan strategi content marketing dengan memperkuat analisis data dan memperoleh wawasan yang lebih akurat tentang perilaku pengguna.

Google AI sendiri dapat membantu meningkatkan kualitas pencarian dan hasilnya, serta meningkatkan pengalaman pengguna di internet. AI dapat membantu mesin pencari seperti Google untuk memahami konten website secara lebih baik dan memberikan hasil pencarian yang lebih relevan.

Namun, SEO dan content marketing tetap penting untuk membantu mesin pencari untuk menemukan dan memahami konten website dan memastikan bahwa konten tersebut mudah ditemukan oleh pengguna.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun teknologi terus berkembang dan berubah, tetap diperlukan konten berkualitas tinggi yang dapat memberikan nilai tambah bagi pengguna. 

Konten yang relevan, informatif, dan berkualitas tinggi tetap menjadi kunci untuk menarik perhatian pengguna dan mempertahankan pengunjung di website. Sehingga SEO dan konten marketing akan tetap diperlukan, meskipun di masa depan terdapat teknologi AI yang semakin canggih.

AI takkan menjadi wartawan atau SEO specialist. Sama saja seperti arsitek yang takkan bisa digantikan idenya dengan mesin dalam membuat bangunan.