Ilustrasi profesi editor film. (Foto: Pexels)
Oleh: Risma Kholiq
Proses pengeditan film “Teluh” ramai diperbincangkan, sehingga membuat penonton penasaran. Apakah ada kendala? Berapa banyak biaya yang dikeluarkan? Berapa lama proses pengeditan film tersebut? dan sebagainya. Melalui wawancara langsung pada hari Minggu (17/04/2022), bersama Editor film “Teluh”, Fajar Abdurrahman. Wawancara ini akan menjawab semua pertanyaan yang membuat penonton penasaran.
Tugas seorang editor tidak hanya secara mekanis menyatukan potongan-potongan film, memotong papan film atau mengedit adegan dialog. Seorang editor film harus secara kreatif bekerja dengan lapisan-lapisan gambar, cerita, dialog, musik, tempo, serta penampilan para aktor untuk secara efektif “membayangkan kembali” dan bahkan menulis ulang film untuk menyusun keseluruhan yang kohesif.
Selain sebagai ladang mencari
nafkah, setiap editor pasti memiliki alasan tersendiri dalam menerima projek
mengedit suatu film. “Dari skenario film Teluh, walaupun backgroundnya film
horror tidak menjual konsep hantu yang menjijikan atau menyeramkan. Dan di
highlight filmnya menggambarkan tragedi sebuah keluarga yang mengalami Teluh.
Selain itu, film ini berbeda dari film lainnya yang hanya sekadar
menakut-nakuti,” jawab Fajar.
Dalam mengerjakan sesuatu terkadang
mengalami kendala, begitupun saat proses pengeditan film Teluh. “Ya ada
kendala, missal: pada saat menginterpretasikan sebuah cerita, karena setiap
orang memiliki visual yang berbeda. Dari editing, semua perspektif dari cerita
itu baik visual dari penulis, producer, sutradara, dan saya sendiri pasti ada
kalanya bersinggungan. Oleh karena itu, cara mengatasinya adalah dengan diskusi
yang cukup panjang sekitar 6 bulan untuk berdiskusi dan akhirnya bisa diterima
oleh semua pihak,” ujarnya.
“Editing film dibagi menjadi 2,
yaitu editing film offline dan online. Dalam proses pengeditan film Teluh,
biaya yang harus dikeluarkan sampai duplikasi sekitar 500-700 juta rupiah,
tergantung jumlah layar yang ditayangkan di bioskop. Dan waktu yang dibutuhkan
dalam mengedit film Teluh ini sekitar 6 bulan,” katanya.
“Dalam mengedit film Teluh, bagian sulit terdapat di scene adegan monolog yang menjadi karakter utama di film ini. Kendalanya adalah materinya lowlight, dari beberapa pihak mengatakan kalau scenenya lebay dalam real life. Sulitnya adalah meyakinkan kepada semua pihak bahwa menurut saya scene itu penting, karena scene itu menggambarkan kegundahan tokoh dalam bentuk teater teatrikal,” ucapnya.
Apakah ada rasa takut saat mengedit film Teluh? Karena di dalamnya terdapat beberapa adegan yang cukup mengerikan. “Itu dia rasa takut yang saya kejar, karena jika tidak menghasilkan rasa takut, maka hasilnya tidak berhasil menurut saya,” ujarnya. Itulah jawaban hasil wawancara langsung bersama editor film Teluh, Fajar Abdurrahman.


1 Comments
fix aku yang tadinya had no clue tentang proses pembuatan film jadi dapet new knowledge tentang perfilman woaa ternyata keren bangettt dan harus teliti also creative.
ReplyDeletePost a Comment